Senin, 09 Februari 2009

Muhammad saw. is A Great Entrepreneur

Krisis ekonomi yang tidak berkesudahan telah mendatangkan berbagai gejolak di masyarakat. Selain banyak memakan korban, krisis ekonomi juga telah mendatangkan tantangan sekaligus peluang bagi para entrepreneur (pengusaha) sejauh mereka dapat menyiasati krisis tersebut dengan cerdas dan keluar sebagai pemenang dalam persaingan.

Dalam menghadapi kondisi ekonomi yang tidak pasti, kaum Muslimin tidak perlu mencari solusi ke lain ahli. Sesungguhnya Allah SWT telah memberikan kepada umatnya suri teladan yang sangat sempurna dalam bidang entrepreneurship, yaitu Nabi Muhammad saw.

Buku ini mengupas sisi lain kehidupan Rasulullah saw. yang jarang dibicarakan, yaitu sosok beliau sebagai seorang pengusaha besar, sukses, dan kaya raya. Jauh sebelum menjadi Rasul, Muhammad saw. telah ditempa sebagai entrepreneur. Kemiskinan dan kegetiran hidup telah membentuk beliau menjadi pribadi yang tangguh dan mandiri.

Jiwa entrepreneurship Muhammad saw. terbentuk sejak kanak-kanak. Karena kapabilitas, kredibilitas, dan kejujuran dalam berniaga, para pelaku bisnis dan penduduk kota Mekah memberikan gelar Al-Amin kepada beliau. Dalam bisnis modern, Al-Amin identik dengan trust dan menjadi personal branding, daya tarik seorang entrepreneur untuk mengundang investor menanamkan modalnya.

Dalam buku ini kita akan mengetahui sejarah Muhammad saw. sebagai seorang entrepreneur, bagaimana entrepreneurship dibangun, cara membangun kredibilitas dan kapabilitas, serta dedikasi beliau dalam bidang bisnis sehingga beliau menjadi sosok success entrepreneur. Selain itu, dalam buku ini juga terdapat nasihat-nasihat beliau dalam berbisnis sehingga dapat jadi panduan praktis dalam membentuk jiwa entrepreneur dan entrepreneurship tangguh sesuai sunah Nabi Muhammad saw.

Disajikan dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami, kita diajak untuk dapat bercermin kepada beliau. Semua kebaikan dan kesuksesan seorang entrepreneur ada pada diri beliau. Tak terbantahkan bahwa Muhammad saw. adalah figur sukses paripurna seorang entrepreneur.

Sebuah buku yang menarik untuk dibaca ..! source nya banyak jika mau Rasulullah SAW bisa lebih kaya dari Nabi Sulaeman as, cuma beliau memilih hidup sederhana dengan banyak bersedekah, Walau tangan kanan diatas untuk memberi beliau tak pernah kekurangan, karena semakin banyak harta semakin lama pula pertanyaannya di akherat dan menjadi pengusaha-pengusaha adalah ajaran islam sejati, siapkah kita??

Tags: Muhammad saw. is A Great Entrepreneur, pengusaha, sejati

kisah entrepreneur di indonesia

Tahukah Anda bahwa sejarah kewirausahaan di tanah air telah dimulai jauh sebelum peristiwa kemerdekaan, bahkan telah ada sejak zaman bahari dahulu kala, ditandai dengan kegiatan perdagangan yang dilakukan para pedagang dan pelaut Indonesia di seputar Asia Tenggara sampai ke pulau Madagaskar di Afrika.

Di bawah ini adalah kisah wirausahawan Indonesia angkatan abad lalu, Abdul Ghany Aziz, yang kaya akan nilai-nilai keteladanan serta sangat memberikan inspirasi yang tak terukur harganya, terutama bagi kita yang ingin menelusuri apa dan bagaimana sesungguhnya dunia kewirausahaan itu. Beberapa butir dari keteladanan dimaksud, bukan tidak mungkin akan memberi dorongan kepada kaum muda Indonesia untuk mulai mengambil ancang-ancang terjun ke dunia wirausaha:

• Semangat Pantang Menyerah:

Ghany mengalami kebangkrutan secara bertubi-tubi, entah berapa jumlah uangnya yang dipakai sebagai modal usaha ternyata harus amblas tanpa bekas. Namun demikian, kejadian-kejadian semacam itu ternyata tidak membuatnya jera untuk berbisnis, bahkan bagaikan harimau luka, ia justru makin meningkatkan intensitas usahanya sedemikian rupa, sampai pada akhirnya dapat meraih sukses. Semangat pantang menyerah seperti ini perlu sekali untuk dimiliki dan dijiwai oleh kalangan muda Indonesia, agar mereka tidak terbentuk menjadi generasi cengeng, yang selalu ingin hidup enak di bawah berbagai fasilitas milik orang tua atau pihak-pihak lain.

• Tidak Bergantung Pada Modal Uang:

Para pemuda dan calon pengusaha Indonesia masa kini selalu saja merasa bahwa faktor ketersediaan modal uang, merupakan kendala utama yang menghambat niat mereka untuk berusaha. Pada berbagai program kemitraan antara pengusaha besar dan pengusaha kecil yang dicanangkan pemerintah, para pengusaha kecil tersebut hanya mengharapkan realisasi bantuan keuangan belaka, dan tidak mau tahu dan tidak peduli akan pentingnya faktor-faktor lain seperti motivasi, keuletan, inovasi cara berpikir, konsep usaha yang jelas serta faktor manajerial. Abdul Ghany justru memperlihatkan secara gamblang, bahwa faktor modal keuangan bukanlah faktor utama yang harus menghalangi seseorang untuk memulai usaha.

Ia hanya mengandal pada kepercayaan, dan ia berhasil. Saya sangat yakin bahwa sebenarnya faktor-faktor non keuangan justru lebih penting dalam berbisnis, dari pada faktor ketersediaan modal uang.

• Faktor Usia Bukan Penghalang:

Seperti diperlihatkan oleh Ghany, umur seseorang tidaklah merupakan halangan untuk seseorang bekerja dan berusaha. Tidak ada istilah masih terlalu muda, atau sebaliknya tidak ada istilah sudah terlalu tua dalam berwirausaha.

Ia sendiri memulai debutnya pada usia 11 tahun, mengalami berbagai kegagalan sampai usia 52 tahun dan pada usia 84 tahun memulai kembali kiprahnya sebagai wirausaha yang harus memimpin perusahaan besar dengan ratusan orang karyawan.

• Semangat Patriotisme:

Pada masa penjajahan, menjadi pengusaha mungkin bisa menyebabkan seseorang lupa akan kodratnya sebagai anak bangsa yang harus berjuang merebut kemerdekaan. Akan tetapi, Ghany dan banyak pengusaha pribumi lain, tidak demikian.

Mereka tetap berkontribusi pada perjuangan, sesuai dengan kapasitasnya sebagai wirausahawan, meski untuk itu mereka harus banyak berkorban. Ghany telah membuktikan bahwa ia rela kehilangan perusahaan dan harta bendanya karena dukungannya kepada perjuangan kemerdekaan bangsa.

ABDUL GHANY AZIZ — Firma Kiagoes dan PT Masayu

Tokoh ini dilahirkan pada tanggal 28 November 1893. Keturunan Sumatera Selatan (Palembang) tapi dilahirkan di Betawi atau Jakarta.

Dalam bidang kewirausahaan, Abdul Ghany termasuk beruntung karena ia mempunyai tokoh panutan, yaitu ayahnya sendiri. Sang ayah, Kiagoes Abdul Aziz, adalah seorang pedagang besar yang bergerak dalam jual beli hasil-hasil pertanian. Oleh karenanya, tidak mengherankan bila naluri dagang Abdul Ghany begitu dominan. Meski pendidikannya hanya sebatas Sekolah Dasar (HIS = Hollands Inlandsche School) yang tidak tamat pula, kehidupannya justru sangat sukses melalui dunia usaha.

Karirnya dimulai sejak kecil, sekitar usia 11 tahun ia telah mulai membantu sang ayah, pemilik perusahaan Firma Kiagoes Abdul Aziz & Co. Di sini Abdul Ghany dididik sangat keras dalam praktik berusaha. Meski bekerja dengan ayah sendiri, ia harus memulai segalanya dari bawah. Mula-mula sebagai penjaga gudang, untuk meningkat sedikit demi sedikit, sebelum mendapat lampu hijau dari sang ayah untuk membangun dan mengelola usahanya sendiri.

Sayangnya, jalan hidup Abdul Ghany memang berada pada tahun-tahun yang keras. Tahun 1914 sampai 1918 meletus Perang Dunia I.

Pengaruhnya cukup dahsyat atas kondisi perekonomian dunia, termasuk di Indonesia. Daya beli masyarakat anjlok, sedang barang dagangan menjadi langka. Sekitar tahun 1922, Abdul Ghany mengelola cabang Firma Kiagoes di Palembang. Namun karena dampak perang terus menerus menyebabkan kesulitan ekonomi, akhirnya perusahaan ini tutup karena bangkrut. Dan Ghany pun memutuskan untuk hijrah ke Singapura, mencari pekerjaan.

Ia menghabiskan waktu sekitar 2 - 3 tahun di negeri Singa untuk bekerja sebagai pembantu di sebuah rumah makan, sambil juga berusaha dengan jalan menjadi pedagang perantara valuta asing (dolar) bagi para pedagang Indonesia yang datang ke sana. Saat terjadinya pemberontakan komunis di Indonesia tahun 1927, ia pulang ke tanah air, dan kembali mencoba berbisnis dalam bidang hasil pertanian di Sumatera Selatan, yang antara lain meliputi kopi, rotan dan karet.

Ghany sangat idealis dan pemberani. Ia tidak takut untuk bersaing dengan pedagang-pedagang Cina yang menguasai jaringan perdagangan di bidang itu. Untuk memenangkan persaingan, tidak tanggung-tanggung ia membayar lebih dahulu harga hasil bumi yang masih dalam masa tanam, kepada para petani. Ia tidak mau kehilangan kesempatan untuk memenuhi permintaan para kliennya, para eksportir.

Namun apa mau dikata. Musim hujan yang berkepanjangan menghancurkan segalanya, mulai dari persawahan petani yang tidak bisa lagi di panen, sampai harapan Ghany yang melihat dengan sayu betapa para petani itu tidak mampu memenuhi kewajiban untuk memasok hasil pertanian yang telah ia bayar di muka. Maka, lagi-lagi bangkrutlah ia.

Demikianlah perjuangan tokoh wirausaha ini berlanjut terus di bawah tekanan penderitaan bertubi-tubi. Ia konsisten dengan pendiriannya untuk selalu berada di jalur wirausaha, meski kenyataan pahit selalu membayangi. Tekanan datang dari pemerintah Belanda, yang antara lain telah memberlakukan peraturan pajak diskriminatif, di mana para pengusaha pribumi harus membayar jauh lebih besar dibanding kewajiban yang dikenai pada para pengusaha Belanda. Di samping itu, tekanan juga datang dari persaingannya dengan jaringan usaha kaum pedagang keturunan, yang dengan perkumpulan-perkumpulannya tidak segan untuk melancarkan strategi doping (menjatuhkan harga). Dengan doping tersebut, banyak perusahaan-perusahaan pribumi yang harus gulung tikar, dan kendali harga sepenuhnya dipegang kembali oleh kaum pedagang keturunan.

Tahun 1939, Ghany beserta dua rekan masing-masing Ayub Rais dan Dasaad, mendirikan sebuah perusahaan yang dinamakan Malaya Import.

Perusahaan ini bergerak dalam bidang penjualan tekstil, yang diimpor dari Jepang.

Tahun 1940, satu lagi perusahaannya didirikan, kali ini bernama Firma Kiagoes Brothers bersama-sama Dasaad. Perusahaan tersebut juga berkiprah dalam penjualan tekstil. Sebuah pabrik tekstil milik Belanda yang dibeli di Bangil, menjadi tumpuan harapan mereka untuk meraih sukses.

Akan tetapi, baru saja perusahaan ini mau tinggal landas, tentara pendudukan Jepang datang, dan merampas habis semua komoditas yang mereka miliki. Dan sekali lagi, buyarlah harapan Ghany untuk dapat mencapai cita-citanya yang tinggi di dunia usaha. Meski begitu, Ghany tidak pernah berputus asa. Dengan sisa-sisa sumber daya yang masih dimiliki, ia melanjutkan usahanya dengan berdagang produk- produk pertanian seperti kopi dan teh. Di tahun 1943, ia bahkan masih bisa mendirikan sebuah badan usaha lagi, yang diberi nama Masayu Trading Company. Nama Masayu berasal dari nama isterinya, Masayu Zaleha.

Masayu Trading Coy berkantor di Bandung, tepatnya di Jalan Tamblong.

Pada awalnya perusahaan ini menunjukkan perkembangan yang sangat baik, sehingga kantornya selalu diliputi oleh kesibukan setiap hari.

Sementara itu, setelah Jepang menyerah kepada pihak Sekutu, timbul gerakan-gerakan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Sebagai putra bangsa, biar bagaimana, Ghany mendukung perjuangan kaum pemuda dalam usaha merebut kemerdekaan. Oleh karena itu, di kantornya yang luas, ia menampung kegiatan-kegiatan Kantor Berita “Antara” yang berfungsi sebagai corong perjuangan, serta mengakomodasikan pula kegiatan- kegiatan kaum pemuda untuk siap berperang melawan tentara Belanda yang membonceng tentara Sekutu. Pada akhirnya, kegiatan ini tercium oleh tentara Inggeris, sehingga dalam suatu penggerebekan yang dilakukan tentara Gurkha, kantor Masayu Trading Coy rusak berantakan, semua komoditas pertaniannya juga habis hancur luluh atau dirampas.

Kejadian yang merupakan bagian dari peristiwa Bandung Lautan Api itu, menyebabkan Ghany bangkrut sekali lagi.

Setelah itu, sehubungan dengan situasi negeri yang memanas dan tidak menentu akibat meletusnys perang kemerdekaan, Ghany mau tidak mau juga ikut terdampar ke sana ke mari. Mula-mula ia mengungsi ke Tasikmalaya. Di kota ini, naluri bisnisnya membuat ia menjalankan usaha di bidang kerajinan tangan khas daerah Jawa Barat seperti payung geulis, anyaman bambu dan lain-lain.

Pengungsiannya berlanjut ke kota Yogyakarta, karena situasi perang yang semakin gawat. Di kota gudeg, lagi-lagi ia menjalankan bisnis, kali ini dalam bidang penjualan arang. Yang menarik adalah, usahanya pada waktu itu, sama sekali tidak bermodalkan uang. Uang menjadi langka pada masa perang. Oleh sebab itu, modalnya hanyalah kepercayaan. Ia mengambil arang dari kota Purworejo, untuk kemudian diangkut dengan kereta api ke Yogya, dan dijual di sana. Baru setelah laku, ia bayar hutangnya kepada pemilik barang.

Meski berjalan cukup baik, namun pendapatannya di bidang bisnis arang tersebut tidaklah terlalu menggembirakan. Maka pada tahun 1949, Ghany kembali ke Jakarta. Dengan hanya bermodal dengkul, ia putuskan untuk memulai lagi bisnisnya sama sekali dari nol. Ia tidak punya uang. Oleh sebab itu, ia mengandal pada kepercayaan orang lain serta semangat kewirausahaan yang pantang mundur. Ditemuinya beberapa pemilik produk tekstil serta barang-barang kelontong lainnya di daerah Jakarta Kota, dan ia tawarkan sebuah program kerja sama penjualan atas barang-barang dagangan tersebut.

Para pemilik produk yang terdiri dari orang-orang keturunan India dan Cina itu merasa terkesan dengan sikap Ghany yang jujur dan penuh semangat, sehingga mereka setuju dengan program kerja sama yang ditawarkan Ghany. Maka singkatnya. jadilah Ghany juru pemasar barang- barang dagangan milik para taukeh di Jakarta. Dari kerja sama perdagangan ini, Ghany mulai mendapat sukses, dan perlahan-lahan ia bisa mengumpulkan sejumlah uang.

Atas anjuran seorang rekan, Rahman Tamin, Ghany mulai menimbang- nimbang untuk mengaktifkan kembali perusahaan miliknya dulu, yaitu Masayu. (Dasaad dan Rahman Tamin adalah orang-orang yang dekat dengan Ghany, dan keduanya juga merupakan pengusaha-pengusaha besar serta kenamaan di Indonesia masa itu. Mereka termasuk Wirausahawan Indonesia Generasi I).

Akhirnya, pertimbangannya menjadi kenyataan. Dengan berbekal sejumlah uang hasil kerja sama dengan para taukeh di Kota, Ghany menghidupkan kembali Masayu, dan langsung menggebrak dalam bidang penjualan tekstil. Ia kerahkan semua tenaga, kemampuan dan strategi dagang yang dimiliki, demi masa depan yang lebih menjanjikan.

Ternyata, nasibnya kali ini cukup baik, sedikit demi sedikit perusahaannya memperoleh kemajuan, sampai satu saat ia merasa perlu untuk mencari mitra di luar negeri. Ia tidak mau terus menerus bergantung kepada Dasaad dengan perusahaannya Gindo and Dasaad Concern, yang meminjamkan Surat Ijin Ekspor kepadanya.

Tanpa bekal kemampuan berbahasa Belanda sama sekali, Ghany pergi ke Negeri Belanda. Untung ia berjumpa dengan orang Jerman yang fasih berbahasa Indonesia, yang kebetulan pula merupakan seorang pimpinan perusahaan alat-alat pertanian keluaran Jerman. Bersama orang tersebut, Ghany berhasil menjalin kerja sama untuk mengageni produk peralatan pertanian di Indonesia, dengan merek Carl Schlieper.

Demikianlah Abdul Ghany Aziz, pada akhirnya mendapatkan jalan lurus menuju kesuksesan setelah kepergiannya ke Negeri Belanda serta perjumpaannya dengan orang Jerman yang menjadi mitra bisnisnya.

Dengan usaha yang tidak kenal menyerah, ia berhasil mendapatkan order dari Departemen Pertanian untuk pengadaan alat-alat bertani. Dari situ ia juga berhasil meningkatkan penjualannya kepada berbagai pihak lain.

Meski awal kiprahnya menjadi agen Carl Schlieper mendapat masalah tuntutan hak paten dari sebuah perusahaan Belanda yang bernama Java Staal, namun Ghany berhasil mengatasi masalah tersebut dengan bantuan perusahaan Carl Schlieper sendiri yang terjun langsung ke Pengadilan. Demikian juga pada saat berikutnya, ketika orang-orang dan perusahaan-perusahaan Belanda yang tidak senang dengan sepak terjangnya membuat ulah macam-macam, ia juga berhasil mengatasinya dengan baik. Bahkan pada akhirnya, beberapa pengusaha Belanda memutuskan untuk menjalin persahabatan dengan tokoh kita yang amat ulet ini.

Setelah berbagai peristiwa itu berlalu, Abdul Ghany Aziz makin membakukan dirinya sebagai pengusaha yang tangguh. Ia pergi ke Amerika untuk mengambil keagenan berbagai produk penunjang pertanian, antara lain menjadi agen traktor dan buldozer. Perusahaannya, Masayu dan Kiagoes terus tumbuh kokoh dengan berbagai kantor cabangnya di kota-kota besar di Indonesia, lengkap dengan ratusan orang karyawan yang siap bekerja keras. Ia bahkan juga berhubungan dengan sebuah perusahaan asing, Bristow Ltd., untuk mengageni produk helikopter dari perusahaan tersebut. Maka muncullah PT Bristow Masayu Helicopters yang berkantor di Jl. Jend. Sudirman Jakarta.

Sosok Abdul Ghany adalah sosok pekerja keras yang pantang menyerah.

Ia baru menyatakan diri pensiun saat usianya mencapai 71 tahun, ketika ia merasa yakin bahwa fungsinya sebagai pimpinan dapat didelegasikan kepada para manajer profesional. Itu pun ia koreksi setelah mendapatkan kenyataan bahwa korupsi merajalela di dalam perusahaan, beberapa tahun setelah ia tinggalkan.

Banyak orang kemudian tercengang bahwa ada seorang wirausahawan yang pada usia 84 tahun, kembali aktif memimpin perusahaan besar dengan ratusan karyawan di bawahnya. Itulah Abdul Ghany Aziz pada tahun 1977….

Sabtu, 07 Februari 2009

Kesederhanaan = Hampir Sempurna

kita tahu bahkan pernah belajar formula Einstein e = mc2 di pelajaran fisika SMA. Terkadang kita bertanya-tanya bagaimana bentuk formulanya pada awal dia menemukan relasi antara energi, massa dan kecepatan. Tebakannya adalah bentuknya jauh lebih kompleks dari yang sekarang.

kita banyak menggunakan teknik “Brain storming”. Jika anda ingin memecahkan masalah, anda menulis semua yang ada di kepala di sebuah kertas. Jangan berpikir terlalu lama apakah pikiran itu cocok dengan solusi atau tidak. Pada tahap awal, hasilnya akan kompleks. Kemudian mungkin akan memperbaikinya dengan menghapus yang tidak perlu, menambah yang belum ada, dan memindah-mindahkan kalimat-kalimat, yang pertama menjadi yang terakhir, yang terakhir menjadi yang tengah. Tergantung kompleksitas dari masalah yang sedang dikerjakan, anda terus-menerus mengerjakannya selama berjam-jam atau berhari-hari atau berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Akhirnya tercipta solusi yang lebih baik, atau tulisan yang lebih baik atau proyek yang lebih baik dari sebelumnya. Pada akhirnya, hasilnya adalah keadaan hampir sempurna, mudah-mudahan. Kesederhanaan membutuhkan lebih banyak usaha. Kesederhanaan adalah keadaan hampir sempurna.

KESEDERHANAAN ABU BAKAR AS SHIDDIQ

Abu Bakar dilahirkan di Mekah dua setengah tahun setelah Tahun Gajah, atau lima puluh setengah tahun sebelum dimulainya Hijrah. Di masa pra-Islam dikenal sebagai Abul Kaab dan waktu masuk Islam Rasulullah memberinya nama Abdullah dengan gelar as-Shiddiq (Orang Terpercaya). Ia termasuk suku Quraisy dari Bani Taim, dan silsilah keturunannya sama dengan Nabi SAW, dari garis ke-7. Beliau meninggal pada 23 Agustus 634 dalam usia 63 tahun.

Abu Bakar sering mengunjungi Nabi. Dan ketika turun wahyu ia sedang berada di Yaman untuk berdagang. Nabi bersabda, "Apabila saya menawarkan agama Islam kepada seseorang, biasanya orang itu menunjukan keragu-raguannya sebelum memeluk agama Islam. Tapi Abu Bakar suatu perkecualian. Dia memeluk agama Islam tanpa ada sedikit pun keragu-raguan pada dirinya".

Abu Bakar adalah seorang yang kaya raya, memiliki 40.000 dirham ketika masuk agama Islam tapi kemudian hanya tinggal 5.000 dirham saja waktu Hijrah. Madinah sebagai ibu kota Islam sangat rawan oleh musuh. Nabi menghimbau tentang perlunya dana untuk mempertahankan diri. Abu Bakar datang membawa hartanya. Rasulullah bertanya, "Apakah ada yang Anda tinggalkan untuk keturunan Anda?" Abu Bakar langsung menjawab, "Yang saya tinggalkan untuk anak-anak saya hanyalah Allah dan Rasul-Nya."

Ketika dipilih menjadi khalifah Islam yang pertama beliau berpidato di depan publik. "Saudara-saudara, sekarang aku telah terpilih sebagai Amir meskipun aku tidak lebih baik dari siapapun di antara kalian. Bantulah aku apabila aku berada di jalan yang benar, dan perbaikilah aku apabila aku berada di jalan yang salah. Kebenaran adalah suatu kepercayaan; kesalahan adalah suatu pengkhianatan. Orang yang lemah diantara kalian akan menjadi kuat bersamaku sampai (Insya Allah) kebenaran terbukti, dan orang yang kuat diantara kalian akan menjadi lemah bersamaku sampai (Insya Allah) kuambil apa yang menjadi haknya. Patuhlah kepadaku sebagaimana aku mematuhi Allah dan Rasul-Nya. Jika aku tidak mematuhi-Nya dan Rasul-Nya, janganlah sekali-kali kalian patuh kepadaku."

Khalifah ini tidak meninggalkan usaha dagangnya. Enam bulan pertama sejak ia menjabat khalifah, ia tetap menggotong lembar-lembar kain di atas pundaknya untuk dijual di pasar-pasar Madinah.

Ketika berjalan di Kota Madinah, ia mendengar seorang anak perempuan berkata, "Sekarang dia sudah menjadi khalifah, dan sejak saat ini dia tidak akan memerah susu kambing-kambing kita lagi." Sekejap itu dia menjawab, "Tidak anakku, tentu saja saya akan memerah susu sebagaimana biasanya. Saya harap dengan rahmat Allah, kedudukan saya tidak akan mengubah kerja sehari-hari saya." Sebelumnya beliau sudah biasa memerah susu kambing milik orang-orang di kampungnya.

Abu Bakar bertanya kepada petugas Baitul Mal, berapa jumlah yang telah ia ambil sebagai uang tunjangan. Kata petugas itu 6.000 dirham selama dua setengah tahun kekhalifahan. Lalu ia memerintahkan agar tanah miliknya dijual dan seluruh hasilnya diberikan kepada Baitul Mal. Lalu, seekor unta dan sepotong baju seharga seperempat rupee milik pribadinya ia amanatkan agar diberikan kepada khalifah yang baru setelah ia meninggal dunia. Ketika barang-barang tersebut dibawa kepada yang berhak, Umar yang baru saja menerima jabatan sebagai khalifah mengeluarkan air mata dan berkata, "Abu Bakar, engkau membuat tugas penggantimu menjadi sangat sulit."

Pada malam sebelum meninggal, Abu Bakar bertanya kepada putrinya, Aisyah, berapa jumlah kain yang digunakan sebagai kain kafan Nabi. Aisyah menjawab ’Tiga’. Seketika itu juga ia bilang bahwa dua lembar yang masih melekat dibadannya supaya dicuci, sedangkan satu lembar kekurangannya, yaitu lembar ketiga, boleh dibeli. Dengan berurai air mata Aisyah berkata bahwa dia tidaklah sedemikian miskinnya, sehingga tidak mampu membeli kain kafan untuk ayahnya. Khalifah menjawab, kain yang baru lebih berguna bagi orang yang hidup daripada orang yang meninggal.


Mutiara Kata
“Cintailah orang yang kau cintai sekedarnya saja. Siapa tahu, pada suatu hari kelak ia akan berbalik menjadi orang yang kau benci. Bencilah orang sekedarnya saja. Siapa tahu, pada suatu hari kelak ia akan berbalik menjadi orang yang kau cintai."

Jumat, 06 Februari 2009

KONSEP MANAJEMEN BISNIS NABI MUHAMMAD SAW



Sebagai Rasul terakhir Allah SWT, Nabi Muhammad SAW tercatat dalam sejarah adalah pembawa kemaslahatan dan kebaikan yang tiada bandingan untuk seluruh umat manusia. Bagaimana tidak karena Rasulullah SAW telah membuka zaman baru dalam pembangunan peradaban dunia. Beliaulah adalah tokoh yang paling sukses dalam bidang agama (sebagai Rasul) sekaligus dalam bidang duniawi (sebagai pemimpin negara dan peletak dasar peradaban Islam yang gemilang selama 1000 tahun berikutnya).

Kesuksesan Rasulullah SAW itu sudah banyak dibahas dan diulas oleh para ahli sejarah Islam maupun Barat. Namun ada salah satu sisi Muhammad SAW ternyata jarang dibahas dan kurang mendapat perhatian oleh para ahli sejarah maupun agama yaitu sisinya sebagai seorang
pebisnis ulung. Padahal manajemen bisnis yang dijalankan Rasulullah SAW hingga kini maupun di masa mendatang akan selalu relevan diterapkan dalam bisnis modern. Setelah kakeknya yang merawat Muhammad SAW sejak bayi wafat, seorang pamannya yang bernama Abu Thalib lalu
memeliharanya.

Abu Thalib yang sangat menyayangi Muhammad SAW sebagaimana anaknya sendiri adalah seorang pedagang. Sang paman kemudian mengajari Rasulullah SAW cara-cara berdagang (berbisnis) dan bahkan mengajaknya pergi bersama untuk berdagang meninggalkan negerinya (Makkah) ke negeri Syam (yang kini dikenal sebagai Suriah) pada saat Rasulullah SAW baru berusia 12 tahun. Tidak heran jika beliau telah pandai berdagang sejak berusia belasan tahun. Kesuksesan Rasulullah SAW dalam berbisnis tidak terlepas dari kejujuran yang mendarah daging dalam sosoknya.
>
Kejujuran itulah telah diakui oleh penduduk Makkah sehingga beliau digelari Al Shiddiq. Selain itu, Muhammad SAW juga dikenal sangat teguh memegang kepercayaan (amanah) dan tidak pernah sekali-kali mengkhianati kepercayaan itu. Tidak heran jika beliau juga mendapat julukan Al Amin (Terpercaya). Menurut sejarah, telah tercatat bahwa Muhammad SAW melakukan lawatan bisnis ke luar negeri sebanyak 6 kali diantaranya ke Syam (Suriah), Bahrain, Yordania dan Yaman. Dalam semua lawatan bisnis, Muhammad selalu mendapatkan kesuksesan besar dan tidak pernah mendapatkan kerugian.

Lima dari semua lawatan bisnis itu dilakukan oleh beliau atas nama seorang wanita pebisnis terkemuka Makkah yang bernama Khadijah binti Khuwailid. Khadijah yang kelak menjadi istri Muhammad SAW, telah lama mendengar reputasi Muhammad sebagai pebisnis ulung yang jujur dan teguh memegang amanah. Lantaran itulah, Khadijah lalu merekrut Muhammad sebagai manajer bisnisnya. Kurang lebih selama 20 tahun sebelum diangkat menjadi Nabi pada usia 40 tahun, Muhammad mengembangkan bisnis Khadijah sehingga sangat maju pesat. Boleh
dikatakan bisnis yang dilakukan Muhammad dan Khadijah (yang menikahinya pada saat beliau berusia 25 tahun) hingga pada saat pengangkatan kenabian Muhammad adalah bisnis konglomerat.

Pola manajemen bisnis apa yang dijalankan Muhammad SAW sehingga bisnis junjungan kita itu mendapatkan kesuksesan spektakuler pada zamannya ? Ternyata jauh sebelum para ahli bisnis modern seperti Frederick W. Taylor dan Henry Fayol pada abad ke-19 mengangkat prinsip manajemen sebagai sebuah disiplin ilmu, ternyata Rasulullah SAW telah mengimplementasikan nilai-nilai manajemen modern dalam kehidupan dan praktek bisnis yang mendahului masanya. Berdasarkan prinsip-prinsip manajemen modern, Rasulullah SAW telah dengan sangat baik mengelola proses, transaksi, dan hubungan bisnis dengan seluruh elemen bisnis serta pihak yang terlihat di dalamnya.

Seperti dikatakan oleh Prof. Aflazul Rahman dalam bukunya “Muhammad: A Trader” bahwa Rasulullah SAW adalah pebisnis yang jujur dan adil dalam membuat perjanjian bisnis. Ia tidak pernah membuat para pelanggannya mengeluh. Dia sering menjaga janjinya dan menyerahkan barang-barang yang dipesan dengan tepat waktu. Muhammad SAW pun senantiasa
menunjukkan rasa tanggung jawab yang besar dan integritas yang tinggi dalam berbisnis. Dengan kata lain, beliau melaksanakan prinsip manajemen bisnis modern yaitu kepuasan pelanggan (customer satisfaction), pelayanan yang unggul (service exellence), kemampuan,
efisiensi, transparansi (kejujuran), persaingan yang sehat dan kompetitif.

Dalam menjalankan bisnis, Muhammad SAW selalu melaksanakan prinsip kejujuran (transparasi). Ketika sedang berbisnis, beliau selalu jujur dalam menjelaskan keunggulan dan kelemahan produk yang dijualnya. Ternyata prinsip transparasi beliau itu menjadi pemasaran yang efektif untuk menarik para pelanggan. Beliau juga mencintai para pelanggannya seperti mencintai dirinya sehingga selalu melayani mereka dengan sepenuh hatinya (melakukan service exellence) dan selalu membuat mereka puas atas layanan beliau (melakukan prinsip customer satisfaction).

Dalam melakukan bisnisnya, Muhammad SAW tidak pernah mengambil margin keuntungan sangat tinggi seperti yang biasa dilakukan para pebisnis lainnya pada masanya. Beliau hanya mengambil margin keuntungan secukupnya saja dalam menjual produknya.Ternyata kiat mengambil margin
keuntungan yang dilakukan beliau sangat efektif, semua barang yang dijualnya selalu laku dibeli Orang-orang lebih suka membeli barang-barang jualan Muhammad daripada pedagang lain karena bisa mendapatkan harga lebih murah dan berkualitas. Dalam hal ini, beliau melakukan prinsip persaingan sehat dan kompetitif yang mendorong bisnis semakin efisien dan efektif.

Boleh dikatakan Rasulullah SAW adalah pelopor bisnis yang berdasarkan prinsip kejujuran, transaksi bisnis yang adil dan sehat. Beliau juga tidak segan mensosialisasikan prinsip-prinsip bisnisnya dalam bentuk edukasi dan pernyataan tegas kepada para pebisnis lainnya. Ketika
menjadi kepala negara, Rasulullah SAW mentransformasikan prinsip-prinsip bisnisnya menjadi pokok-pokok hukum. Berdasarkan hal itu, beliau melakukan penegakan hukum pada para pebisnis yang nakal. Beliau pula yang memperkenalkan asas “Facta Sur Servanda” yang kita kenal sebagai asas utama dalam hukum perdata dan perjanjian. Di tangan para pihaklah terdapat kekuasaan tertinggi untuk melakukan transaksi bisnis yang dibangun atas dasar saling setuju.

Berdasarkan apa yang dibahas di atas ini, jelas junjungan yang kita cintai itu adalah pebisnis yang melaksanakan manajemen bisnis yang mendahului zamannya. Bagaimana tidak karena prinsip-prinsip manajemen Rasulullah SAW baru dikenal luas dan diimplementasikan para pebisnis
modern sejak abad ke-20, padahal Rasulullah SAW hidup pada abad ke-7. Pakar manejemen bisnis terkemuka Indonesia, Rhenald Kasali pun mengakuinya dengan mengatakan bahwa semua bisnis yang diinginkan niscaya juga akan sukses jika mau menduplikasi karakter Muhammad SAW
dalam berbisnis. Dengan begitu, kita dapat mengatakan kepada pelaku bisnis, “Ingin bisnis sukses, jalankan manajemen bisnis Muhammad SAW!” Selamat mencoba dan semoga bermanfaat.

KISAH-KISAH ORANG SUKSES


Kisah-kisah nabi, tentunya sudah sering kita dengar dan kita hafalkan disemasa kecil, tapi, kisah sukses para pengusaha dan para penjiwa enterpreneurship, yang bisa mengeruk jutaan, bahkan ratusan juta rupiah perhari tentunya jarang kita dengar..

Dibawah ini ada beberapa kiash sukses, yang mungkin dapat memberikan cerita sukses bagi kita semua..Dan membuka mata kita untuk bangkit dan berusaha!!!

Salah satunya adalah Susi Pudjiastuti, potret sukses pengusaha wanita tanpa jalur pendidikan formal. Merasa sekolah tidak bisa mengakomodasi keinginannya, Susi Pudjiastuti memilih drop out saat kelas dua SMA dan bekerja di pelelangan ikan di Pangandaran, Jawa Barat. Pilihan nekadnya ini, ternyata mampu mengantarkan nasibnya menjadi juragan ekspor ikan beromzet milyaran rupiah per bulan dan pemilik dari maskapai penerbangan Susi Air dengan 12 pesawat Cessna Grand Caravan, hanya dengan modal awal 750 ribu rupiah.

Pada tahun 2000, Susi membuat terobosan baru bidang pengangkutan ikan, yaitu dengan pesawat terbang untuk mempercepat pengangkutan ikan segar.

Tekad yang keras untuk menjadi pengusaha juga menghinggapi benak Budiyanto Darmastono. Lulusan D3 Akuntansi UGM yang berasal dari keluarga guru ini, tak puas bekerja sebagai pegawai bidang akuntansi, dengan penghasilan yang menurutnya “hanya begitu-begitu saja”.

Bersama istrinya, Budiyanto terus berpikir keras mencari-cari bidang usaha yang cocok dan bisa dikerjakan berdua. Ide bernas pun mampir di pikirannya saat menyadari, bahwa bisnis kurir sangat potensial. Perusahaan di bidang usaha courier service juga masih sedikit dan sebagian besar dikerjakan secara manual.

Bermodalkan uang 24 juta hasil meminjam saudara dan temannya, Budiyanto menyewa sebuah rumah kontrakan untuk dijadikan kantor bernama PT. NCS. Gagasan briliannya saat itu adalah mengandalkan 2 komputer untuk mempercepat sistem database dan pelaporan. “Saat itu saya lihat dari sejumlah perusahaan kurir, masih memakai sistem manual. Maka saya berpikir bahwa sistem computerized pasti akan lebih cepat, tepat dan dipercaya klien” ujar Budiyanto.

Saat ini, berkat kerja keras dan komitmen menjaga kepercayaan para klien, PT. NCS telah memiliki 3000 karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia dengan omzet sekitar 9 miliar rupiah per bulan.

Sementara keputusan untuk tidak mengikuti jalur “mainstream” sarjana saat ini, yaitu menjadi karyawan selulus kuliah, mendorong empat sekawan dari Yogyakarta memilih berwiraswasta. Eko Yulianto, Fath Aulia Muhammad, Asyari Tamimi dan Febri Triyanto tak malu-malu memulai usaha berjualan stick singkong goreng. Bermodalkan sebuah gerobak berwarna merah kuning bermerk Tela-tela, mereka berempat mampu menarik konsumen penyuka cemilan gorengan.

Obsesi mereka mengangkat derajat singkong supaya “selevel” dengan cemilan impor, juga didorong alasan untuk memberdayakan para petani singkong. Pengalaman berlari-lari mendorong gerobak sambil menenteng wajan berisi minyak goreng karena dikejar-kejar Satpol PP saat pertama kali berjualan, tak mematahkan semangat mereka. Hanya dalam waktu 2 tahun, sekitar 1200 outlet Tela-tela di seluruh Indonesia, telah memberikan omzet bagi 4 sekawan ini 2-3 Miliar per bulan.

Berawal pada hobi bermain skateboard, mendorong Rizky Yanuar dan 2 temannya membuat sendiri kaos, jaket dan aksesoris bernuansa komunitas skateboard pada 1998. Bermodalkan uang patungan sebesar 200 ribu rupiah, mereka bertiga memproduksi sendiri jaket dan kaos bermotif skateboard.

Kegiatan yang awalnya hanya sebagai hobi itu, ternyata terus berlanjut hingga mereka lulus kuliah. Promosi lewat mulut ke mulut kepada sesama komunitas skateboard, berkembang ke jalur distro dan akhirnya memiliki sebuah toko showroom khusus berbendera Ouval Research. Ketekunannya untuk bertahan di segmen khusus anak muda, dibarengi inovasi dalam segi desain secara terus menerus, membuahkan 4 outlet di Bandung dan Jakarta, serta 100 distributor di seluruh Indonesia yang mengalirkan omzet 1-2 miliar per bulan.

Semoga kisah-kisah diatas bisa menjadi inspirasi anda dan membuka hati anda untuk bangkit dan berusaha!!!

Kamis, 05 Februari 2009

enterpreneur braveness to act

Seorang pengusaha harus mempunyai keberanian untuk bermimpi (bercita-cita), mencoba dan percaya diri.
Berani bermimpi artinya berani mempunyai cita-cita tentang masa depan usahanya. Cita-cita ini akan memberi inspirasi atau semangat guna mewujudkan cita-cita menjadi kenyataan. Mimpi bagi seorang usahawan adalah penting, sebab mimpi menjadi pendorong untuk berkarya guna mewujudkan impian menjadi kenyataan.
Berani bermimpi berarti berani mencoba. Tanpa adanya keberanian untuk mencoba mustahil suatu keberhasilan dapat diraih. keberanian mencoba juga berarti berani menanggung risiko, yaitu risiko gagal. Tetapi di balik risiko kegagalan tersebut ada kemungkinan juga dapat diraih suatu kesuksesan. Oleh karena itu beranilah menjadi orang yang sukses dan jangan takut akan kegagalan. “Kegagalan hanyalah sukses yang tertunda, selama Anda berani memacu semangat untuk melanjutkan langkah”.
Seorang pemberani pasti mempunyai kepercayaan diri yang besar dan memiliki kemauan yang keras. “Dengan kepercayaan diri yang besar Anda bisa melompat setinggi yang tidak pernah Anda bayangkan, tetapi tanpa kepercayaan diri, lompatan kecilpun tidak bisa Anda lakukan”. Keberanian merupakan modal awal bagi seorang pengusaha.

Kreativitas Dan Inovasi Sebagai Modal Kedua
Modal lain yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha, selain mempunyai kemampuan bergaul dan memimpin, adalah kreativitas dan inovasi. Seorang yang mempunyai kreativitas yang tinggi akan mudah mengantisipasi setiap kejadian, perubahan atau perkembangan. Setiap kejadian, perubahan atau perkembangan keadaan akan ditanggapi secara positif, dan akan dicari celah-celahnya untuk dijadikan peluang yang dapat dimanfaatkan. Seorang yang kreatif pasti memiliki kemauan yang kuat untuk menciptakan peluang. Kenyataan hidup mengajarkan kepada kita, bahwa bukan peluang yang menciptakan kemauan, melainkan kemauanlah yang menciptakan peluang.
Kreativitas dapat menimbulkan optimisme yang mendorong seseorang untuk menggeluti bisnisnya dengan antusias, karena ia yakin pasti akan berhasil. Optimisme menimbulkan kepercayaan dan harapan kepada Anda yang menunjukkan pada suatu kemajuan. “Tidak ada prestasi yang bisa diraih tanpa adanya harapan dan kepercayaan diri”.
Inovasi adalah sisi lain dari kreativitas. Seorang yang kreatif biasanya juga inovatif, yaitu dapat menemukan ide-ide pembaruan dan menemukan sesuatu yang baru. Sesungguhnya sebuah inovasi besar tidak diciptakan dari lompatan besar, melainkan dari evaluasi secara bertahap dari hal-hal yang telah diketahui.
Kejujuran Merupakan Modal Yang Paling Utama
Sesungguhnya yang menjadi modal paling utama dari keberhasilan seorang pengusaha adalah kejujuran. Dalam bisnis orang harus melakukan usahanya dengan jujur dan dapat dipercaya. Orang harus mempunyai komitmen yang tinggi pada pekerjaan dan pada janji-janji yang telah dibuat. Membangun kepercayaan di bidang bisnis adalah syarat mutlak yang harus dilakukan oleh seorang pengusaha. Bisnis adalah kepercayaan, dan apabila kepercayaan tersebut hilang atau ternodai maka bisnis pasti akan lenyap. Ada nasehat yang mengatakan, apabila Anda ingin menjadi pengusaha hendaklah Anda menjunjung tinggi etika dan kejujuran dalam menjalankan bisnis.
Sesungguhnya peran emosi dalam bisnis kerap kali lebih menonjol bila dibandingkan dengan nalar. Itu tidak berarti bahwa peran nalar boleh diabaikan begitu saja. Tetapi harus diakui bahwa emosi atau yang disebut intuisi adalah lebih peka apabila dibandingkan dengan pertimbangan rasional. Oleh karena itu banyak pebisnis yang sukses yang mendasarkan bisnisnya terutama pada kontrol terhadap emosi.

Bersikap Terbuka Jalan Menuju Kemajuan
Harus selalu diingat bahwa dalam dunia bisnis tidak ada kegiatan yang hanya dilakukan seorang diri. Baik kegiatan intern di perusahaan maupun kegiatan berbisnis selalu berhubungan dengan orang lain. Kemampuan seorang pengusaha untuk bergaul dan bermasyarakat merupakan kunci keberhasilannya dalam berbisnis.
Apabila kita perhatikan bisnis selalu berkembang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknik, dan kemajuan masyarakat. Masalah bisnis menjadi semakin kompleks seturut dengan kemajuan usaha. Karena semuanya menjadi berubah maka seorang pengusaha yang tangguh akan mengikuti perubahan tersebut dan mengantisipasinya secara tepat.

Rabu, 04 Februari 2009

rumus untuk sukses

“The mathematics of high achievement can be stated by a simple formula. Begin with a dream. Divide the problems and conquer them one by one. Multiply the exciting possibilities in your mind. Substract all the negative thoughts to get started. Add enthusiasm. Your answer will be the attainment of your goal.”

Ingatlah selalu untuk memulai dengan sebuah cita-cita, sebut saja cita-cita W. Kemudian bagi masalah-masalah yang dihadapi menjadi bagian-bagian kecil yang mudah untuk diatasi dan taklukkanlah semuanya satu per satu. Walaupun terkesan sederhana, langkah pemecahan yang satu ini sangat penting. Sering kali kita cepat menyerah ketika menemui masalah-masalah yang terkesan sulit karena ukurannya besar. Namun, jika kita berani mengambil satu langkah saja ke depan dengan membagi masalah-masalah tersebut menjadi bagian-bagian kecil yang bisa kita taklukan, kita akan terkejut melihat masalah yang besar tersebut akan dengan mudah dipecahkan. Hasil pembagian ini adalah bilangan X.

Kemudian kalikanlah bilangan X ini dengan kekuatan pikiran kita yang akan menghasilkan daya kreativitas tinggi untuk menghasilkan kemungkinan-kemungkinan positif lainnya yang berkaitan dengan tujuan/ cita-cita kita. Hasil perkalian ini adalah bilangan Y.

Selanjutnya, kita kurangi bilangan Y ini dengan cara menghilangkan semua pikiran-pikiran negatif yang akan menghambat proses mulainya pencapaian prestasi kita. Sekarang kita dapatkan bilangan Z.

Akhirnya, tambahkanlah bilangan Z ini dengan antusiasme. Hasil akhirnya adalah tercapainya cita-cita anda


kesuksesan bermula dari membaca

ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w, dari surah Al Alaq. Ia bermaksud “Bacalah”.

Melalui penelitian, 93% daripada orang-orang yang sukses mereka suka membaca. Mereka juga menjadikan tabiat membaca sebagai satu tabiat harian.

Asas kejayaan adalah:
1 ilmu.
2. usaha
3. attitude positif.

Ketiga-tiga asas ini dapat memperkasakan minda lalu dapat melahirkan insan cemerlang.

Tanpa ilmu, kita takkan tahu ke mana mahu di tuju dan apa yang kita mahu kuasai untuk menjadi orang yang lebh maju, lebih cemerlang dari yang sebelumnya.

Cara paling mudah menggali ilmu adalah dengan membaca. Di zaman ‘vista’ sekarang ini, Anda juga boleh menonton video-video yang menambah wawasan atau browsing di Internet selain membaca untuk menimba ilmu, mencari informasi dan untuk mengikuti perkembangan terkini.

Orang yang berilmu adalah mereka yang berjaya serta. Untuk jadi orang yang sukses mari kita meniru orang-orang yang telah berjaya , Anda perlu rajin menimba ilmu, rajin belajar dan mengaplikasikan apa yang Anda pelajari.

Apabila Anda sebagai pelajar maka jadilah pelajar yang sukses, dekatkan diri dengan ilmu, cinta ilmu dan rajin mencari ilmu.

Apabila sebagai pekerja, gali ilmu komunikasi, penampilan diri, disiplin dan tatakerja.

Apabila menjadi usahawan, gali ilmu keusahawanan, pengurusan keuangan, teknik mempromosi, tips pengurusan pelanggan dan cara mengembangkan perniagaan.

Hidup kita menjadi lebih maju bila rajin mencari ilmu. Semuanya takkan pernah habis.

Jadi, lebih banyak ilmu yang Anda miliki, maka lebih banyak juga keberhasilan yang Anda dapat!


Apakah Anda Berpotensi menjadi Pemimpin?

Mari sejenak kita merenung sambil mencoba menjawab lima buah pertanyaan yang diajukan oleh Donald A. Laird, seorang psikolog, berikut ini;

1. Apakah Anda mampu menegur tanpa menimbulkan kemarahan?
2. Apakah Anda mampu menolak tanpa mengecilkan arti?
3. Apakah Anda mampu tertawa bersama bila kelucuan itu menyangkut diri Anda sendiri?
5. Apakah Anda mampu memelihara semangat jika menghadapi suatu kegagalan?
6. Apakah Anda mampu tenang jika harus menghadapi situasi darurat?

Pertanyaan di atas merupakan cara pengukuran yang sederhana untuk menilai apakah seseorang berpotensi untuk menjadi pemimpin. Apabila jawaban anda adalah “mampu” untuk semua pertanyaan di atas, maka anda mempunyai potensi untuk menjadi seorang pemimpin. Selamat!

bersabarlah

Sekalipun ada keuntungan untuk menjadi yang pertama, tetapi terdapat lebih banyak keuntungan dalam menjadi yang terbaik. Di dunia yang serba instan dan segera ini, layaklah kita melihat bagaimana melakukan sesuatu secara sepantasnya.

Terburu-buru dan ketidak sabaran adalah bisa berakibat fatal dan rentan terhadap kesalahan. Pelajarilah nilai kesabaran. Sekalipun rasanya seperti anda tertinggal jauh di belakang, tetapi dengan usaha yang terukur dan tekun, lebih mungkin anda akan berada di depan.

Kesabaran bukan berarti menunda-nunda pekerjaan. Kesabaran berarti mengambil tindakan SEKARANG, yang akan membawa hasil di masa depan. Kesabaran berfokus pada hasil terbaik - bukan pada hasil tercepat atau termudah. Kesabaran berarti mengerti bahwa perjalanan panjang memiliki hasil yang panjang pula.

Mulailah dari sekarang, dan bersabarlah. Siapa yang mencari hasil segera - akan segera pula kehilangan hasilnya - itupun kalau mereka bisa mendapatkan hasil.

Memang makan waktu untuk menghasilkan yang terbaik, tetapi anda sendiri yang akan menikmati hasilnya

Selasa, 03 Februari 2009


Smooth roads never make good drivers
Smooth sea never makes good sailors
Clear Skies never makes good Pilots .


Problem and hassle free Life NEVER makes a strong person
Be Strong enough to accept the challenges of Life
Don't ask Life , 'Why Me ? .
Instead say 'Try Me!'